VIII.
Ibu
memberikan kabar tentang penerimaan siswa akademi baru untuk Biro Penelitian.
Aku melihatnya begitu semangat ketika membangunkanku pagi-pagi buta. Di
tangannya sudah ada selembar kertas form untuk diisi. Aku masih setengah sadar
saat Ibu menjelaskan apa-apa saja persyaratannya. Entah dari mana ia
mendapatkan info sepagi ini.
Belakangan
Ibu sibuk mempersiapkan persyaratan yang harus aku kirimkan. Sebenarnya, yang
akan ikut training itu aku atau Ibu? Kenapa jadi ia yang begitu berapi-api
mempersiapkan semuanya. Ia pun sudah menyuruhku mengepak barang dari jauh-jauh
hari. Aku hanya bisa menurut dan mengikuti apa yang Ibu inginkan. Lagipula aku
tidak memiliki pilihan lain—tidak diberikan kesempatan untuk memilih tepatnya.
Tapi aku terima saja, tujuanku adalah membuat Ibu bangga. Setidaknya saat ini
hanya aku yang memiliki potensi untuk masuk Biro Penelitian. Kedua adikku masih
meneruskan sekolahnya. Sepertinya mereka tidak memiliki niatan untuk bekerja di
pemerintahan, kalaupun iya, pasti bukan Biro Penelitian.