Aku mencintaimu dari segala sisi serta sisanya.[1]
Andai kamu tahu kalau aku sedang membangun masa depanku
denganmu di kepalaku, dan aku sedang mengusahakannya saat ini, denganmu. Memang
masih harus menunggu izin dari Tuhan untuk itu. Karena aku mau yang terbaik
untukku dan untukmu. Tapi aku mau kamu tahu, aku mau kamu menemaniku sampai
entah kapan. Sampai waktu berlalu bergitu saja tanpa akhiran. Di suatu waktu
saat kita tak lagi muda, saat hayat menunggu senja tiba, mungkin saat di mana
kakimu tak lagi mampu berjalan menujuku atau saat di mana aku tidak bisa
mengikuti ke mana maumu pergi, aku masih akan jatuh cinta padamu berkali-kali,
entah untuk kesekian kalinya. Lantas kita akan mendewasa bersama waktu, menua
di dalam dekapannya. Aku masih akan jatuh cinta padamu di usia senja kita nanti
seperti saat kita masih muda. Aku masih akan jatuh cinta berkali-kali padamu, entah
untuk kesekian kalinya.
Di suatu waktu di mana rambutmu tak lagi tumbuh, hipocampus tak lagi mengikat banyak
ingatan kita di masa muda atau jemariku tak lagi bisa memainkan gitar
kesukaanmu seperti biasanya, aku tahu kamu masih akan jatuh cinta padaku
berkali-kali, entah untuk kesekian kalinya. Karena raga mungkin menua tapi
jiwamu akan selamanya belia seperti saat kita jatuh cinta pertama kalinya.
Mungkin akan banyak kerutan menghiasi sudut matamu tapi kamu akan selalu cantik
di mataku. Senyummu akan selamanya jadi bagian ingatan yang tak ingin aku
hilangkan. Karena senyum itu, aku tahu, kamu masih akan jatuh cinta padaku
berkali-kali, entah untuk kesekian kalinya.
Kemari, sandarkan kepalamu di dadaku. Mungkin kamu akan
mendengar degup yang sama seperti aku pertama kali jatuh cinta padamu. Semua
peluk kecupmu masih akan sama manisnya seperti yang pertama kalinya untukku. Di
sana aku menemukan kebahagian kecil dari langit yang diturunkan padaku. Mungkin
Tuhan sudah menakdirkannya begitu. Karena jatuh cintaku hanya padamu, sampai
saat ini dan akan seterusnya begitu.
Aku tak perlu melakukan perjalanan lagi. Aku sudah sampai
pada pelabuhan terakhir di mana aku menurunkan jangkar untuk menghabiskan sisa
waktu di sana. Untuk tinggal dan mati di sana. Untuk jatuh cinta berkali-kali
pada wanita yang sama. Sudah aku cukupkan dirimu untukku saja. Karena aku tak
perlu yang sempurna untuk aku habiskan waktu bersama, cukup dirimu saja.
Jadi kemarilah. Aku ingin memberimu sebuah dekapan serta
kecupan yang selalu kamu inginkan setelah kamu hujan-hujanan. Aku akan
menghadiahkannya sebanyak yang kamu ingin. Aku sudah menyediakan banyak kecupan
serta pelukan untuk kamu minta di hari hujan lainnya.
Tenang, Sayang. Jatuh cintaku masih berkali-kali, pada
wanita yang sama, entah untuk kesekian kalinya. Iya, Sayang. Aku mencintaimu
dari segala sisi serta sisanya.
Inspired Song by
Ed Sheeran – Thinking Out Loud
Requested by
Annisa Rizki Erastiani
No comments:
Post a Comment