Tuesday, December 30, 2014

Hari ke 1

Siapa sangka jatuh cinta bisa semelelahkan ini?

Apalagi jatuh cintanya denganku. Harusnya kalau cinta, tak perlu merasa lelah bukan? Sesulit apapun cobaannya, semenyakitkan apapun halangan di depan mata, kalau sudah jatuh cinta, tak akan merasa lelah bukan? Harusnya begitu.

Kamu tahu kalau kamu wanita pertama yang aku jatuhi cinta. Wanita yang aku rasa paling sempurna yang pernah ada, yang pernah aku punya. Siapa sangka kamu pun bisa jatuh cinta padaku yang bukan siapa-siapa? Tak ada yang percaya.

Kamu selalu tahu apa-apa yang baik untukku. Kamu tahu kebiasaanku yang minum dan makan sembarangan. Benar-benar tidak sehat untuk pola hidup manusia sehat pada umumnya. Kamu selalu marah kalau aku menyisakan sayur di piringku. Iya, aku tidak suka sayur. Tapi kamu bersikeras kalau tubuhku butuh asupan gizi dari sayuran. Kamu juga tahu aku jarang minum air putih, makanya setiap kali pergi denganku, kamu selalu menyiapkan beberapa botol air mineral untukku. Kamu bilang kamu mau aku lebih sehat lagi dengan pola makan yang baik. Kamu seringkali cerewet dengan hal-hal kecil yang sering luput dari perhatianku macam itu tapi selalu kamu yang membenarkannya. Aku sadar, itu sebentuk cintamu untukku. Tanpa bermaksud merubahku, melainkan menginginkan yang lebih baik yang bisa aku lakukan untuk diriku sendiri. Katamu, aku harus lebih perhatian dengan diriku sendiri. Katamu, aku harus bisa lebih mandiri lagi. Aku juga tidak tahu kalau tidak ada kamu, siapa lagi yang akan cerewet dengan hal-hal kecil yang sering aku lewatkan? Siapa lagi yang mengingatkanku?

Aku tahu, kamu berulang kali mengingatkanku untuk jadi mandiri karena mungkin kamu sudah tahu kalau suatu hari kamu akan sampai pada titik di mana kamu bosan untuk menasihatiku. Bosan mengingatkanku akan hal-hal kecil yang sering luput dari perhatianku. Mungkin kamu tahu, kalau suatu hari kamu akan lelah untuk jatuh cinta pada laki-laki yang belum dewasa macam diriku. Lantas kamu bilang aku butuh waktu untuk mendewasakan diriku. Makanya kamu bilang lebih baik kita jalan sendiri-sendiri dulu. Kamu pikir itu yang terbaik untuk kita berdua. Kamu bilang kamu mau memberikanku waktu untuk mendewasakan diriku lebih dulu. Aku terima. Mungkin memang aku butuh waktu untuk belajar lebih banyak lagi. Mungkin aku memang butuh waktu untuk hidup tanpa bergantung padamu lagi.

Mungkin memang sebaiknya kamu melanjutkan ceritamu tanpaku di dalamnya. Aku tak akan memaksamu untuk melanjutkan hidup bersamaku yang terlalu lambat melangkah menurutmu. Aku sadar diri, aku harus mendewasakan diri. Mari kita sama-sama pergi melangkahkan kaki, tanpa harus ada yang tertinggal atau ditinggal. Aku yakin, kamu sudah bisa lebih baik tanpaku. Berbeda denganku yang mungkin sulit untuk bisa dewasa, seperti yang kamu bilang. Tapi setidaknya aku akan berusaha. Aku mungkin yang harus minta maaf karena masih banyak kekurangan di sana sini yang pada akhirnya memperlambat langkahmu dan tak mampu mencapai tempat di mana kamu berdiri saat ini. Iya, aku masih harus banyak belajar.

Kita berjanji untuk selalu bersama selamanya, dulu. Tapi kamu tahu, ‘selamanya’ tak ada untuk makhluk mortal macam kita. Tak perlu kamu berikan waktumu lagi. Kita sudah terlalu baik bisa bersama selama ini. Sudah waktunya untuk kita saling mengucapkan perpisahan tanpa perlu berpikir akan bersama lagi.

Selamat tinggal. Ini sudah waktunya untukmu pergi dan aku tetap di sini. Mendewasakan diri. Untuk belajar jatuh cinta lebih baik lagi.

2014


Inspired Song by :
A Great Big World (feat. Christina Aguilera) – Say Something
Requested by :
Tri Indah Yuliasari

NB : part ini juga terinspirasi dari cerita seorang teman tentang kisah cintanya yang nyontrek banget dengan lagu ini. Dan kisah cinta penulis, mungkin :v

No comments:

Post a Comment