Tuesday, January 13, 2015

Hari ke 15

Kita sempat melewati beberapa bagian hidup bersama. Menjejakkan kaki di tempat fana lainnya di Bumi dengan riangnya, tanpa sadar detik kita kian habis dimakan waktu. Tanpa takut kita akan terburu-buru. Untukku, kamu itu sebuah buku. Pengingat serta pencatat waktuku. Yang aku baca isi kepalanya di serangkaian waktu dan seringkali mengingatkan kalau-kalau lupa menyerang otakku. Lantas kamu juga jadi kapsul waktu untukku. Di dalam kepalamu itu, ada banyak perjalanan dan pelajaran yang kita lewati bersama. Kamu cermin yang bisa menunjukkanku sudah seberapa jauh aku bertumbuh dan belajar.

Kini kita mendewasa dengan cara yang berbeda. Masing-masing dari kita sedang melakukan perjalanan yang bercabangan jalannya, sesekali berpapasan kalau diizinkan Tuhan. Kadang tersandung kerikil atau menemukan tebing tinggi untuk disusuri hingga puncaknya. Kadang kehabisan suplai semangat untuk meneruskannya. Tapi aku selalu ingat suaramu yang menguatkanku. Aku ingat gambaran waktu kita merasa suka cita ketika kita baru saja berhasil melewati cobaan berat nan panjang. Banyak air mata serta luka-luka, waktu itu. Tapi kita bahagia karena bisa melewatinya bersama, karena kita mendewasa bersamanya. Lantas kita memulai perjalanan kita yang tertunda. Lagi dan lagi.

Tapi kini kita mendewasa dengan cara yang berbeda. Duka dan suka yang berepetisi di beberapa potongan waktu. Tapi semua ragu dan kecewa pada akhirnya bisa kita jadikan harapan baru lainnya di lain waktu. Acap kali aku buta, aku lupa dunia. Tapi harapan-harapan di hari kemarin yang membuatku terus bertahan hingga saat ini. Aku harap kamu pun begitu. Meski kita berbeda jalan menuju kedewasaan, tapi ketika kamu merasa sendiri, tenang saja, aku ada untukmu. Karena kita pernah mendewasa bersama di jalan yang sama. Menua tidak akan membuat kita jadi manusia yang berbeda dari hari kemarin, kita hanya belajar lebih banyak tentang hidup. Itu saja yang berbeda. Tapi kita akan selamanya seperti ini. Kita akan selalu terhubung meski kita mendewasa dengan cara yang berbeda, di jalan yang berbeda pula.

Dan kini kita mendewasa dengan cara yang berbeda. Kalau nanti aku lupa, ingatkan aku bahwa tak perlu sempurna langkahku untuk maju atau kalau aku salah memperhitungkan waktu. Kamu juga tak perlu takut, kalau-kalau kamu nantinya gagal di tengah jalan. Karena kita sedang mendewasa untuk bisa jadi lebih baik dari hari kemarin.

Lihat, kini kita mendewasa dengan cara yang berbeda. Tapi kita tetap bersama di dalamnya. Semoga luka-luka di hari kemarin akan selalu jadi harapan yang akan menguatkan kita di esok harinya.

Selamat mendewasa, Sahabatku.


2015

Inspired Song by
Daichi Miura – It’s the Right Time
Requested by

M.Aldo Prahajanto

Monday, January 12, 2015

Hari ke 14

Jatuh cinta tidak pernah tahu tempat dan waktu. Itu yang aku tahu.

Di sebuah tempat yang asing, dengan perasaan-perasaan yang entah itu apa. Ada kamu dan lelaki itu yang bertemu entah bagaimana. Ada cerita di mana kamu jatuh cinta padanya, dan vice versa. Diam-diam tapi lamat-lamat menatap ke satu arah saja. Ia begitu tergila-gila padamu. Sampai ia lupa pada perjalanan yang sedang ia lakukan. Ia pikir ini waktunya berhenti untuk selamanya, nyatanya sebaliknya. Ia pikir tempat asing ini adalah tempat di mana luka-luka bisa ia sembuhkan dengan cinta. Tapi di dalam sebuah perjalanan selalu ada cerita cinta di mana kita mengira itu adalah sebuah kepulangan yang ternyata hanya persinggahan. Mengira sebuah kesempatan yang nyatanya hanya ada untuk berpapasan. Jatuh cinta yang tidak pernah kita tahu di mana dan kapannya akan bersetuhan. Jatuh cinta yang hanya memberikan banyak pilihan namun tanpa kepastian.

Jika kamu sudah menemukan tempat yang tepat untuk sebuah pelarian seperti yang pernah kamu dambakan. Pergilah.. Aku yakin setiap tempat punya kejutannya sendiri. Dan di manapun tempat itu, aku yakin kamu bisa membuat cerita-cerita lainnya yang lebih baik untukmu. Jadi, kamu tak perlu repot melanjutkan perjalanan hanya untuk sebuah pelarian lainnya.

Harapan akan adanya pertemuan lain yang bisa direalisasikan, mungkin akan menghibur lelaki itu. Ah, tapi kita tahu, itu hanya sebatas basa-basi. Kamu tahu itu janji yang akan kamu penuhi kapan-kapan, tapi entah kapan. Kamu sudah terlanjur membuat terlalu banyak kenangan di waktu yang singkat dengannya. Kamu sudah mematahkan harapannya sejak awal satu per satu, karena kamu tahu kalau kamu akan melakukan perjalanan lagi ke tempat-tempat asing lainnya. Bertemu dengan lelaki lainnya yang lagi-lagi kamu sangka tempat kepulangan, padahal persinggahan semata dan janji-janji lainnya yang akan kamu penuhi entah kapan. Semoga di malam tergenapkannya revolusi Bumi tahun ini, kamu sudah merasa pulang dan memutuskan untuk berhenti mencari.

Ah, mereka yang skeptis membuat cerita cinta bahagia jadi terkesan sulit untuk direalisasikan. Mereka pikir romansa macam itu hanya ada dalam mitos atau dongeng. Mungkin kamu adalah salah satu dari mereka, makanya, sampai saat ini kamu lebih memilih melakukan banyak perjalanan tanpa menemukan tempat untuk sebuah kepulangan. Padahal, mana yang persinggahan atau kepulangan adalah pilihan.

Jika nanti—entah bagaimana caranya—kamu sudah menemukan tempat yang selama ini kamu dambakan. Aku yakin kamu akan menemukan banyak kejutan. Mungin cerita yang lebih baik dari ketika bersama lelaki itu. Semoga kamu sudah tahu siapa yang kamu tuju. Semoga hati itu tidak sehampa ketika jatuh cinta pada lelaki yang menjatuhkan cintanya padamu.

Karena jatuh cinta tidak pernah tahu tempat dan waktu, tapi cuma kamu yang tahu, yang mana yang paling baik untukmu.

2015
Dari aku, lelaki yang jatuh cinta padamu itu.


Inspired Song by
Arctic Monkeys – Only Ones Who Know
Requested by

Michael Erlangga

Sunday, January 11, 2015

Hari ke 13

Ada hal-hal yang seringkali kamu takutkan tentang jatuh cinta. Hal-hal kecil yang kamu bilang akan menyakitkan nantinya. Kalaupun jatuh cinta yang kamu bilang itu akan sesulit itu, akan semelelahkan itu, aku percaya bahwa cinta yang begitu yang membuat kita bertahan dan meneruskan hidup sampai sejauh ini. Kita berdua semakin dikuatkan di dalamnya. Kita berhasil mengalahkan waktu sulit yang pernah kita punya. Kamu lupa?

Aku hendak menyimpan petikan-petikan detik itu dalam selembar foto, yang nantinya akan mengingatkan kita kalau kita sudah melewati banyak hal bersama. Melewati waktu sulit dengan banyak luka pun memar di hati, lantas kita bahagia karena kita bisa melewatinya bersama dengan suka cita. Di sana akan ada kita yang tertawa. Di sana kita hentikan waktu dan simpan detik itu untuk hari nanti ketika kita lupa kalau kita pernah bahagia bersama dengan bekas luka yang kita punya.
Kamu akan menyimpan foto itu di kantung bajumu. Kamu bisa menggenggam diriku erat-erat dengannya di tanganmu kalau-kalau kamu rindu. Kalau-kalau kamu lupa kita pernah bahagia dan melewati segala masa sulit bersama. Kalau-kalau kamu mulai ragu dengan keyakinan bahwa jatuh cinta itu tidak akan menyulitkanmu. Aku tidak akan membiarkan sepi menjamahmu. Tunggu kepulanganku kembali padamu.

Ada hal-hal yang aku percaya tentang jatuh cinta. Hal-hal kecil yang menurutku bisa menyenangkan bagi para manusia. Bahwa jatuh cinta bisa menyembuhkan luka-luka serta melapangkandada sesiapa yang jatuh ke dalamnya. Bahwa jatuh cinta bisa memperbaikin jiwa-jiwa yang luka karena dirundung duka yang waktu punya. Ini hal yang biasa dalam cinta. Semua manusia pernah merasakannya. Aku akan menjadikannya mudah untukmu. Kalau kamu merasa kesulitan untuk jatuh cinta, itu tak apa. Aku akan ingatkanmu pada banyak petikan waktu yang kita punya, yang kita bekukan dalam selembar foto. Ada kamu dan aku yang sedang tertawa bahagia di sana. Karena kenangan seperti itulah yang akan kita bawa saat kita mati nanti. Karena tak akan ada yang bisa kita simpan waktu ajal menjemput kita nanti, kecuali kenangan yang kita punya ini.

Kalau masa-masa sulitmu itu tiba, dan kamu marah padaku yang ada di dalam petikan waktu itu, tak apa. Itu hanya kata-kata yang mungkin menyakiti dan yang berdarah hanya hati. Tapi kamu harus tahu, kalau aku tidak akan membiarkan sepi menjamahmu.Petikan-petikan waktu itu akan menemanimu. Ia akan mengingatkanmu dengan waktu-waktu bahagia kita. Kamu akan tersenyum dibuatnya.

Saat aku jauh, aku akan ingat bagaimana kamu membisikkan kata-kata itu padaku, “Aku tidak akan membiarkan sepi menjamahmu. Aku akan menunggu sampai kamu akan kembali padaku.”

Inspired Song by
Ed Sheeran – Photograph
Requested by
Rannissa Puspita

Saturday, January 10, 2015

Hari ke 12

Aku mencintaimu dari segala sisi serta sisanya.[1]

Andai kamu tahu kalau aku sedang membangun masa depanku denganmu di kepalaku, dan aku sedang mengusahakannya saat ini, denganmu. Memang masih harus menunggu izin dari Tuhan untuk itu. Karena aku mau yang terbaik untukku dan untukmu. Tapi aku mau kamu tahu, aku mau kamu menemaniku sampai entah kapan. Sampai waktu berlalu bergitu saja tanpa akhiran. Di suatu waktu saat kita tak lagi muda, saat hayat menunggu senja tiba, mungkin saat di mana kakimu tak lagi mampu berjalan menujuku atau saat di mana aku tidak bisa mengikuti ke mana maumu pergi, aku masih akan jatuh cinta padamu berkali-kali, entah untuk kesekian kalinya. Lantas kita akan mendewasa bersama waktu, menua di dalam dekapannya. Aku masih akan jatuh cinta padamu di usia senja kita nanti seperti saat kita masih muda. Aku masih akan jatuh cinta berkali-kali padamu, entah untuk kesekian kalinya.

Di suatu waktu di mana rambutmu tak lagi tumbuh, hipocampus tak lagi mengikat banyak ingatan kita di masa muda atau jemariku tak lagi bisa memainkan gitar kesukaanmu seperti biasanya, aku tahu kamu masih akan jatuh cinta padaku berkali-kali, entah untuk kesekian kalinya. Karena raga mungkin menua tapi jiwamu akan selamanya belia seperti saat kita jatuh cinta pertama kalinya. Mungkin akan banyak kerutan menghiasi sudut matamu tapi kamu akan selalu cantik di mataku. Senyummu akan selamanya jadi bagian ingatan yang tak ingin aku hilangkan. Karena senyum itu, aku tahu, kamu masih akan jatuh cinta padaku berkali-kali, entah untuk kesekian kalinya.

Kemari, sandarkan kepalamu di dadaku. Mungkin kamu akan mendengar degup yang sama seperti aku pertama kali jatuh cinta padamu. Semua peluk kecupmu masih akan sama manisnya seperti yang pertama kalinya untukku. Di sana aku menemukan kebahagian kecil dari langit yang diturunkan padaku. Mungkin Tuhan sudah menakdirkannya begitu. Karena jatuh cintaku hanya padamu, sampai saat ini dan akan seterusnya begitu.

Aku tak perlu melakukan perjalanan lagi. Aku sudah sampai pada pelabuhan terakhir di mana aku menurunkan jangkar untuk menghabiskan sisa waktu di sana. Untuk tinggal dan mati di sana. Untuk jatuh cinta berkali-kali pada wanita yang sama. Sudah aku cukupkan dirimu untukku saja. Karena aku tak perlu yang sempurna untuk aku habiskan waktu bersama, cukup dirimu saja.

Jadi kemarilah. Aku ingin memberimu sebuah dekapan serta kecupan yang selalu kamu inginkan setelah kamu hujan-hujanan. Aku akan menghadiahkannya sebanyak yang kamu ingin. Aku sudah menyediakan banyak kecupan serta pelukan untuk kamu minta di hari hujan lainnya.

Tenang, Sayang. Jatuh cintaku masih berkali-kali, pada wanita yang sama, entah untuk kesekian kalinya. Iya, Sayang. Aku mencintaimu dari segala sisi serta sisanya.


Inspired Song by
Ed Sheeran – Thinking Out Loud
Requested by
Annisa Rizki Erastiani




[1] Quote by @elwa

Friday, January 9, 2015

Hari ke 11

Aku ingin kamu hidup seperti manusia. Yang bisa bahagia lantas berduka. Yang babak belur luka-luka lantas tertawa penuh suka cita. Karena hidup manusia tak selalu sama di setiap bagiannya. Semua campur satu. Tuhan sudah menakdirkannya begitu.

Suatu saat kamu mungkin menemukan orang-orang dalam hidupmu yang begitu kamu percaya. Yang dengannya kamu bisa menghargai sebuah keberadaan. Yang dengannya kamu bisa mengecap rasa-rasa kehidupan. Kamu bisa memecahkan banyak misteri dan teka-teki, tanpa perlu khawatir kamu akan terjebak di dalamnya sendiri. Lantas kamu akan merasakan hidup bisa berubah tiba-tiba. Di mana kamu akan merasakan kehilangan dan tersesat dalam ketidakmengertian. Orang-orang terdekatmu akan pergi satu demi satu. Bukan untuk meninggalkan, hanya mendewasa dengan cara yang berbeda denganmu. Kamu akan belajar banyak dari waktu. Kadang dijauhkan atau kehilangan bukan berarti ditinggalkan. Bisa jadi Tuhan sedang mempersiapkan sebuah kejutan. Mungkin sebagai hadiah atas syukurmu akan orang-orang yang sudah menemanimu mendewasa selama ini. Iya, kamu harus ikhlas, berlapangdada atas segala.

Kamu harus hidup seperti layaknya manusia. Kamu harus lebih membumi lagi. Belajar dari Bumi atas kelapangdadaan dan keikhlasannya merawat makhluk-makhluk yang tinggal di atas tubuhnya. Yang menghargai setiap kehidupan yang baru saja tumbuh dari tanah hingga kematian yang kembali pada tanahnya. Belajar dari Bumi caranya jatuh cinta dalam ketidaksempurnaannya, yang sadar kalau ia butuh Langit untuk meneruskan hidupnya. Belajar darinya ya. Supaya kamu bisa jadi manusia dengan hati manusia, yang membumi dan tidak hanya melampiaskan birahi. Karena aku percaya kamu bisa jadi manusia yang manusiawi, bukan hewani.

Jangan sampai menua sia-sia ya. Waktumu terlalu singkat untuk dihabiskan hanya untuk tersesat.

Aku cuma punya satu doa untukmu; Semoga kamu bahagia di dunia dan di akhirat, Anakku.

2014
Ibumu, yang selalu sayang padamu.


Inspired Song by
Sheila on 7 – Lapang Dada
Request by

Dwi Utari

Thursday, January 8, 2015

Hari ke 10

Pertanda apa kalau aku bisa merasa sesesak ini? Haruskah jatuh cinta begini?

Empat jam bukan waktu yang lama untukmu membiarkanku patah hati dengan tak memiliki sepatah kata darimu. Padahal aku di depan pintumu dengan luka-luka dan harapan-harapan yang mati satu persatu seiring habisnya waktu hidupku. Patah hati ini membunuh bagian dariku serta ingatan tentang kita berdua satu persatu. Aku berlari sejauh ini hanya untuk mencapaimu. Mencari perasaan yang mungkin masih tersisa di sudut hatimu. Apa harus begini untuk membunuhku? Apa harus dengan tidak bicara denganku? Apa harus dengan ketidakpastianmu?

Beri aku waktu, dengar kata-kataku. Kalau kamu suruh aku melarikan diri dari kamu, aku tak mau. Aku tak mampu. Sudah terlalu banyak mabuk yang aku lewatkan tanpamu, tak ada apa-apa di sana. Aku tak menemukan kebahagiaanku dengan membiarkanmu. Aku tak menemukan jatuh cintaku pada yang lain di sana. Kamu terlalu aditif untuk aku tinggalkan. Kamu terlalu mengikat aliran darahku untuk tak melepas cintamu yang mengalir menuju hatiku. Tak ada konotasi dari perasaan ini. Haruskah dihunus ketidakpastianmu begitu saja? Haruskah menunggu lebih lama? Apa kematian cintaku itu yang kamu mau?

Kalau aku sedang bermimpi, jangan biarkan aku mati dalam mimpi ini. Jangan biarkan aku tak sadarkan diri. Aku tidak ingin bermimpi kalau jatuh cintaku tidak denganmu. Aku tidak ingin bermimpi kalau di dalamnya kita tak bersama lagi. Jangan, jangan biarkan perasaan ini membusuk dengan kebohongan dari fana mimpi ini. Aku tidak ingin bermimpi kalau begini. Karena aku mau kamu berkali-kali.

Jangan biarkan aku bertahan dengan kenyataan ini terlalu lama. Jangan tunjukkan aku jalan menuju akhir dari kita berdua. Karena siapa lagi yang bisa memenuhi hati dengan cinta kalau bukan kamu yang tinggal di sana? Hari-hariku tak akan lagi sama. Hari-hariku tak akan lagi lama. Karena aku akan mati perlahan. Karena hatiku akan hancur bagian demi bagian.

Mungkin aku akan tetap disini, terpaku padamu. Menunggumu. Entah sampai kapan.


Inspired Song by
MC Mong feat Mellow – Sick Enough to Die
Requested by
Mbak Fitri :3

Wednesday, January 7, 2015

Hari ke 9

Malam ini datangnya seperti terlalu tiba-tiba. Karena ia membawa segala ingatan tentangmu kembali lagi ke dalam kepala. Rupanya malam tak hendak memejamkan mataku. Tidak saat ini. Ia memberikanku sebuah fragmen waktu di kepalaku yang tak bisa aku ulang lagi. Tak bisa dikembalikan lagi.

Hari ke 8

Mereka menamakannya Kinta Aina’ Estel, yang berarti empat harapan suci yang datang dari Decem, Tuhan mereka. Tapi setelah beranjak dewasa, ia hanya ingin dipanggil Four dan menyisipkan nama nenek buyut dari Ibunya yang seorang Larryneth sebagai nama belakangnya.

Monday, January 5, 2015

Hari ke 7

Apa kabarmu di sana?

Sudah sampai mana pencapaian hidup yang kau punya?

Ada rindu-rindu yang tak juga reda dan ingatan-ingatan yang kian menua. Nostalgia terjadi di sana. Di sebuah kepala dengan ingatan tentangmu di dalamnya. Fragmen mimpi kadang jadi biang keladi. Atau sesekali kejadian yang terulang lagi sama persis dengan yang dulu kita lalui. Siapa yang tak terlena dengan kenangan masa lalu? Sakit dan luka-luka yang dirasa sering kita bina. Kita rasa-rasa. Sampai kita lupa itu semua untuk apa.

Sunday, January 4, 2015

Hari ke 6

Aku tidak terlalu percaya kalau cinta pada pandangan pertama itu ada. Aku terlalu skeptis untuk perihal perasaan macam itu. Tapi ceritanya jadi beda ketika kamu datang.

Friday, January 2, 2015

Hari ke 4

“Aku pulang.”
Nii-chan[1]!!!!!!” dari arah ruang tengah, kedua adik kembarku yang masih kecil—Moa dan Yui—berlari lantas memelukku. BRUK! Pendaratan yang kurang sempurna dari Moa. Ia tersandung kakinya sendiri.
“HUAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAHHH” tangisnya meledak dan terdengar hampir ke seluruh penjuru rumah.
“Taro? Ada apa dengan adikmu?” dari dapur Ibu berteriak menanyakan perihal suara tangis Moa dari pintu depan.
“Tersandung, Bu” kataku sembari menaruh sepatu lantas menggendong Moa yang terjatuh. Sementara Yui masih bergelayut di kakiku.
“Hei, hei....Moa-chan, anak manis kalau menangis nanti manisnya hilang.” Kataku sambil susah payah berjalan ke ruang tengah karena ada Yui sedang bergelayut di kakiku.
“Iya. Aku berhenti menangis.” Kata Moa sembari mengusap air matanya sendiri tapi masih 
sesenggukan.
“Nii-chan, tadi aku menggambar pesawat terbang di sekolah. Kata Ibu Guru, pesawat buatanku bagus. Nii-chan mau lihat tidak?”
“Moa juga! Aku buat kue ulang tahun dan kata Ibu Guru gambar kuenya bagus.”
“Oh ya? Coba mana gambar kalian? Aku ingin melihatnya.” Keduanya berlari menuju kamar untuk mengambil gambarnya.
Aku, Taro Fujiwara, usia delapan belas tahun lebih sembilan bulan. Hidup dengan kedua orang tua serta ketiga adikku. Sepasang anak kembar tadi adalah dua adik bungsuku. Mereka berdua selalu menyambut kedatanganku seperti tadi. Entah ditambah dengan rengekan minta sesuatu atau cerita yang mereka alami di sekolah. Mereka juga senang meniru. Salah satunya meniru adik pertamaku. Namanya.......

Thursday, January 1, 2015

Hari ke 3

Pada sebuah akhir tahun yang hanya menghitung detik dari saat ini, saat di mana kita dipertemukan entah untuk terakhir atau pertama kalinya.

Aku melihatmu di antara keramaian yang riuh, di antara lalu lalang yang begitu cepat. Waktu di sekitarku tiba-tiba melambat. Tak ada lagi keriuhan terdengar di telingaku. Tak ada lagi lalu lalang padat di depanku. Hanya kamu. Seseorang yang sedang menatap ratusan lampion yang sedang dinyalakan di tangan para manusia malam yang ikut serta merayakan detik-detik berakhirnya satu lagi revolusi bumi yang kesekian. Aku bahkan tak peduli jika nyatanya kamu duduk di sebuah kursi roda. Yang aku tahu, matamu sama cemerlangnya dengan langit malam ini. Kamu terlihat seperti yang paling bersinar di antara yang lainnya. Mungkin Langit sedang menjelma menjadi dirimu. Mungkin Langit hendak merayakan keberhasilan Bumi berevolusi dengan para manusia, makanya ia menjelma menjadi kamu karena ingin ikut bersuka cita.

Wednesday, December 31, 2014

Hari ke 2

Aku tidak pernah mengira kalau rindu bisa sememilukan ini.

Ini catatan ketiga ratus delapan puluh enam yang aku tulis untukmu. Semoga perasaan yang aku tuliskan ini bisa sampai padamu.

Mungkin untuk kesekian kalinya aku akan menanyakan kabarmu. Apa kabar? Apa rindu sudah menjalar di nadimu? Kalau aku sudah. Jauh sebelum aku menuliskan catatan ketiga ratus delapan puluh enam ini untukmu. Aku tidak sedang ingin mengeluh tentang hal-hal yang aku lewati seperti hari-hari kemarin. Hari ini aku ingin cerita bagaimana aku merasa bahagia sekaligus kehilangan akan seseorang yang jauh di belahan bumi lainnya.

Tuesday, December 30, 2014

Hari ke 1

Siapa sangka jatuh cinta bisa semelelahkan ini?

Apalagi jatuh cintanya denganku. Harusnya kalau cinta, tak perlu merasa lelah bukan? Sesulit apapun cobaannya, semenyakitkan apapun halangan di depan mata, kalau sudah jatuh cinta, tak akan merasa lelah bukan? Harusnya begitu.

Kamu tahu kalau kamu wanita pertama yang aku jatuhi cinta. Wanita yang aku rasa paling sempurna yang pernah ada, yang pernah aku punya. Siapa sangka kamu pun bisa jatuh cinta padaku yang bukan siapa-siapa? Tak ada yang percaya.