Monday, May 13, 2013

[Novus] Me and Valerie's World

Dari awal aku memang suka Novus yang seperti itu. Mungkin aku baru mengenalnya beberapa tahun terakhir. Tidak, aku tahu Novus dari pertama kali Novus ada. Hanya saja, dulu aku sendiri. Teman pun tak ada -_- kasihan sekali~

Aku memang belum kenal setiap sudut tempat di sana. Sejauh ini baru sudut-sudut Cora HQ yang aku jelajahi sendiri.
Itu portal utama di mana seluruh kegiatan teleportasi dilakukan. Temanku, Rengan, hafal benar kalau Foreign Vendor adalah tempat favoritku untuk berdiam diri. Tapi dari sudut pandang seperti ini, rasanya aku lebih kecil daripada seorang newbie sekalipun. Aku memang bukan siapa-siapa. Siapa yang kenal Valerie selain para anggota guild Genesis? Aku rasa dari anggota guild itu pun bisa dihitung jari yang kenal dengan Valerie.

Itu Stasiun Cartella. Ini memang bukan tempat pertama yang aku kunjungi setelah keluar dari Markas, tapi ini sempat membuarku seperti orang bodoh : "Tempat apa ini?" , bahkan dulu aku pikir ini semacam....hm...gudang senjata untuk Markas (?) Entahla, apa yang dulu aku pikirkan. Yang jelas makhluk-makhluk berwarna pink itu lucu. Dan aku juga belum tahu apa makhluk itu sebelum aku pergi ke Ether.




Mungkin dua tempat ini adalah yang sering terlewatkan oleh yang lainnya. Tapi Valerie suka menatap dua tempat ini.
Bahkan dari dalam Markas pun langitnya masih bisa seindah itu >_<










Dan ini pemandangan langit malam dari Spire.  Aku selalu suka ketika Valerie menatapnya. Karena aku juga bisa melihat apa yang ia lihat ;) Andai ada bintang jatuhnya~

Itu mungkin sebagian yang bisa ditangkap oleh mata Valerie. Meski nyatanya hampir satu map sudah Valerie keliling sendiri. Ya, SENDIRIAN. Aku suka saat Valerie menyeberangi padang Spire. Rasanya ingin merebah tubuh di sana seandainya ada yang seperti itu di dunia nyata. Spire yang hijau dan berbukit, yang berangin dan kosong. Andai saja ada kehidupan lain selain keberadaan para monster yang bisa mempercantik tempat itu. Ah, rasanya aku mulai terdengar berlebihan. Tapi ini tempat pertama di Novus yang benar-benar aku nikmati sendiri :') Rasanya seperti kembali ke kampung halaman~ Ahaha >.<


Lalu sudut-sudut Haram Stockade dan Numerus Stockade yang tak seluruhnya sempat diabadikan. Sejujurnya, aku sendiri belum pergi terlalu jauh mengelilingi Map Numerus -_- jadi, belum bisa menggambarkan apa yang dirasa Valerie ketika sendirian di sana. Tapi, aku senang dengan Crimson Beach dan Shadow Wood.

Di sana beberapa kali waktu sendiri (yang dirasa konyol) terjadi; di Crimson Beach untuk pertama kalinya menggunakan booster dan......seketika panik ketika sadar bahwa saat menggunakan booster, Valerie tidak bisa melakukan mode attack dan melakukan looting pada barang drop-an monster yang lain (sial -_-"). Neo dan teman sejawat di guild pun dijejali pertanyaan kapan booster akan bertahan. Kata Neo lihat waktu yang tertera di layar. BAHKAN AKU TIDAK TAHU DI LAYAR SEBELAH MANA YANG IA MAKSUD , waktu itu. Dan bodohnya lagi, aku melihat waktu di pojok kanan layar yang mana sebenarnya adalah sudah seberapa lama waktu war berjalan. Seketika panik karena waktu di sana menunjukkan waktu 01.00. Tapi semuanya selesai ketika Rengan memberitahukan untuk mengganti mode Fly dengan Walk. DAN BERHASIL!!!! (dan part ini yang dirasa paling bodoh sepanjang hidup Valerie)

Lalu tempat favorit kedua Valerie; Shadow Wood. Di sini Valerie sering bermain dengan Animus-Animusnya. Rengan yang memberitahukannya untuk melakukan leveling Animus di sana. Rengan dan Valerie seringkali 'bermain' ke sana. Berkali melakukan reviving pun sudah pernah di alami. Percakapan konyol antara keduanya. Dan cerita-cerita yang mendekatkan keduanya :3

Rengan sahabat kedua Valerie setelah Neo. Aku sendiri senang, akhirnya Valerie punya sahabat di Novus, meski seringkali dijadikan bahan bully-an karena terlalu.......polos akan banyak tentang Novus -_-
Maklum saja, dulu aku hanya sekedar menikmati sekitaran map Cora HQ tanpa tahu apa yang harus dilakukan dan pergi kemana untuk leveling lebih jauh. Dan bisa dibilang, aku belum tahu banyak tentang Novus, Jadi bukankah wajar kalau Valerie jadi 'bukan siapa-siapa' di Markas? Dia seperti anak aneh pada umumnya, yang keberadaannya tak banyak orang yang mengetahuinya. Ah, tak apa.....yang penting Valerie senang tinggal di sana. Di samping Valerie punya teman baru untuk melanjutkan hari. Setidaknya kejadian tujuh tahun yang lalu tidak terjadi lagi padanya :')

Valerie bilang dia paling sebal dengan Ether. Aku juga, sejujurnya. Quest Caliana yang panjang jika tidak diamini dengan ilmu dan teknik yang tepat. Tempat itu jauh dari euforia bahagia seperti di Spire Plain. Dingin, terlalu berangin, dan......putih di mana-mana. Choty itu cukup menghibur pada awalnya, dan sangat di sayangkan bahwa Choty adalah monster membal yang harus dibunuh. Andai saja di RF ada mode take care of pet, mungkin Choty akan jadi pilihan Valerie untuk dipelihara :3
Valerie juga benci pergi ke Laboratorium Cartella di Jack's Land. Ia tidak pernah bisa menembus pertahanan para monster di sana, sekalipun dengan booster, untuk bisa sampai ke Laboratorium lantai dua. Tapi untung saja, dewan kita yang membuka jalan untuk Valerie waktu itu, dengan amat sangat sabar sekali, terus membantu Valerie kita yang norak dan bodoh itu untuk menembus para monster supaya bisa sampai ke Lab lantai dua. Bahkan orang itu menyemangatinya. Ah, ternyata masih ada orang baik di dunia yang kejam itu---yang penuh dengan Passer agresif (yang selalu saja membuntuti Valerie ketika mereka aware dengan keberadaan Valerie) \(-_-")

Mungkin aku bisa membagi apa yang Valerie abadikan dengan matanya di Ether dengan seorang sahabat :')








Melihat senja dari atas Platform dan untuk pertama kalinya melihat pesawat Cartella yang lepas landas. Dengan seorang sahabat.




Dan tempat aneh lainnya di Jack's Land yang tidak pernah aku  tahu. Terima kasih untuk Yovanda aka Vinl untuk ajakan jalan-jalannya ^_^


Bagian suram lain dari Ether, langit yang kelabunya; sepertinya akan turun badai. Siapa yang tahu~

Aku lupa, nama orang itu Vinl, dia selalu bangga menjuluki dirinya sendiri Loser. Entah kenapa.
Aku dan Valerie harus banyak terimakasih pada laki-laki yang satu itu. Karenanya, Valerie jadi tahu hal-hal menyenangkan di Ether. Untuk pertama kalinya, Valerie yang norak itu melihat pesawat Cartella datang dan pergi. Dan karena orang ini juga......kami berdua, aku dan Valerie, bisa bertemu dengan seseorang bernama Nald :')) and this is my most pleasure in Novus. I love to realize that I found him in Valerie's World. Dunia Valerie yang penuh dengan keajaiban itu (^////^)a


Dan dua tempat bersejarah itu adalah Hidden Elven Land dan Outcast Plain. Untuk pertama kalinya, Valerie dan Nald bertemu. Senang bisa mengenal langsung para dewan dan bisa berada di tanah yang sama dengan mereka. Apalagi mereka dengan sabar membantu Valerie yang norak dan bodoh itu -_-
Ah, yang satu itu memalukan~



Di sini tepat ketika berpapasan dengan Nald. Bahkan ia masih mengingat Valerie yang norak dan bodoh itu. Ah, senangnya bisa jadi seseorang yang diingat.





Dan untuk Valerie, Tanah Elf punya daya tariknya sendiri


Hm, mungkin ceritaku tentang Valerie dan dunianya harus sampai sini. Karena, aku belum sempat bertemu dengan Valerie lagi setelah sekian lama. Aku rindu dengan wanita itu. Meski norak dan bodoh, tapi dia bagian dariku di dunia lain. Mungkin dunia itu tak nyata, tapi Valerie nyata senyata yang aku tahu kalau ia ada.

Terima kasih Valerie untuk waktu-waktu sulit dan kebahagiaannya di Novus. Aku sayang Valerie :')


*berpartisipasi dalam "RF ONLINE" Competition
“RF Online Indonesia”

Saturday, February 9, 2013

[Rising Force] The Beginning to The New World part XVI - Four POV




IV.
“Dan…terimakasih sudah mengoyak armorku…juga harga diriku. Anda puas melihatnya, Tuan? Terimakasih juga untuk waktu bermainnya. Kau lebih buruk dari yang aku bayangkan” bisikku.
            Akhirnya, selesai.
            Kakiku rasanya lemas sekali. Aku melihat Nona Arabelle berada di mulut gerbang Markas—menungguku. Wajahnya khawatir, mungkin melihatku dengan keadaan yang menyedihkan seperti ini. Bodohnya aku sampai bisa seperti ini. Aku tidak menghiraukan darah yang mengalir deras dari dadaku. Ini memalukan. Bukan karena aku seorang jenderal batalion, melainkan karena aku wanita.

Thursday, January 24, 2013

[Rising Force] The Beginning to The New World part XV



XIII.
            Tanganku sudah membaik setelah dua minggu kemudian tapi lain halnya dengan kakiku. Aku masih butuh waktu penyembuhan patah tulang selama kurang lebih tiga bulan. Menyebalkan. Hanya beberapa kelas saja yang bisa aku datangi dengan keadaan seperti ini.
            Suatu hari aku mendapat sebuah paket tanpa nama pengirim. Paket itu berisi satu pak potion berwarna keemasan. Di sana terdapat sebuah catatan pendek yang berbunyi; Sebuah pope mampu melakukan regenerasi 2x lebih cepat. Penggunaan pope secara berlebihan di waktu yang bersamaan tidak akan menimbulkan efek penyembuhan yang lebih cepat.
            Aku sama sekali tidak tahu siapa yang mengirimkan ini padaku. Mungkinkah Ice? Tidak. Ice tidak akan mengirimkan paket seperti ini tanpa nama dan dengan jasa kurir. Ice pasti akan mengirimkannya sendiri. Ibu? Ibu juga pasti mengirimkannya dengan nama dan tujuan yang lengkap. Lagipula Ibu tidak tahu kalau aku terluka. Lalu siapa?

Saturday, December 29, 2012

[Rising Force] The Beginning to The New World part XIV


            
            Kami berhamburan mencari tempat yang aman untuk bersembunyi. Aku lari ke arah Hutan Buas. Aku diam sejenak di antara lebat belukar dan kelakar pepohonan di sana. Aku sendiri di sini, itu masalahnya, terlebih aku tidak tahu di mana tepatnya aku berada sekarang. Tiba-tiba sebuah tembakan dari sebuah launcher mengenai pepohonan di sisiku. Sial, aku masih di kejar. Yang ada dipikiranku saat ini hanya 'jangan sampai tertangkap dan tetap bertahan hidup, apapun caranya'.
            “Tolong aku!! Aku sedang dikejar oleh Accretia di daerah Hutan Buas"
            “Ada berapa Accretia yang mengejarmu?"
            “Sekitar empat buah. Cepatlaaaahhh!!! Aku belum bisa melawan merekaaa!!!" aku hampir saja berteriak pada operator Markas.
            “Vale, kau di mana?" tanya Viren.
            “Empat buah Besi Bernyawa itu mengejarku. Menembakiku dengan membabi butaaaaa!!! Aaaarrrgggghhh!!!" dan tembakan yang terakhir meleset namun tepat membakar tangan kananku. Sial. Aku lebih memilih tanganku digigit oleh Villain Cannibal daripada tertembak seperti ini.
            “Kau baik-baik saja, Vale?"

Friday, December 28, 2012

[Rising Force] The Beginning to The New World part XIII


Tiba-tiba panggilan private masuk ke MC-ku. Itu Neo.
"Valerie, dimana kau sekarang?
"Di bilikku. Kenapa?"
"Aku butuh bantuanmu untuk menyelesaikan sebuah quest"
"Aku? Kau serius, Neo?"
"Ayolah, Vale. Kau pasti akan dapat bagiannya nanti. Kita harus segera menyelesaikannya."
"Aish...memang quest apa yang kau dapat?”
"Kau segera datang ke portal, aku, Viren dan Homoco menunggu. Cepat, Valerie. Kita sedang dikejar deadline
Aku segera bergegas ke tempat yang Neo maksud. Aku melihat ia di sana bersama teman-teman seangkatannya; Viren dan Homoco.
“Memang quest seperti apa yang kau ambil?”
“Lima puluh hati Red Haired Splinter, Vale. Deadline-nya tiga hari lagi” tukas Viren. Aku terbelalak melihat ke arah Viren lalu melemparkan pandangan ke Neo. Neo bodoh mengajakku pergi ke sarang Red Haired Splinter.
“Oh sial. Neo, apa kau benar-benar yakin aku yang akan kau ajak? Bahkan aku belum mampu mengalahkan seekor Assasin Builder A”
“Hm…aku rasa aku tidak punya pilihan lain. Kalau aku punya pilihan lain yang lebih baik darimu, jelas aku akan langsung mencoret namamu dari daftar pilihan”
“Ew…itu terdengar jahat sekali, Neo” Homoco menimpali. Tapi tatapannya mengejek padaku. Aku memicingkan mata ke arahnya.
“Heh, apa maksudmu?” aku menunjuk wajah Neo.
“Sudah…sudah…yang jelas saat ini yang kita punya hanya Valerie, Neo. Kita butuh disena, dan sebaiknya kita cepat. Tiga hari lagi dan perjalanan menuju daratan Outcast itu butuh waktu minimal tiga hari lamanya, ingat itu” Viren menepuk pundak Neo,” Valerie, nanti di sana jangan pergi jauh-jauh dari kami bertiga atau kau mati muda” aku sedikit bergidik mendengar kata-kata terakhir Viren. Itu bukan pilihan yang bagus sama sekali.

Tuesday, December 25, 2012

[Rising Force] The Beginning to The New World part XII - Four POV




III.
            Sebulan menuju pelantikan para prajurit junior, seisi akademi sudah riuh membicarakan hasil akhir mereka. Menerka-nerka siapa yang lulus, siapa yang harus mengulang dan siapa yang harus dikeluarkan. Banyak juga spekulasi tentang siapa yang nantinya memiliki perkembangan yang pesat dan meneruskan jejakku, Hervie-Hervy dan para prajurit muda lainnya.
            Dan suatu hari, aku mendapat surat penugasan untuk menggantikan Archie yang dalam rangka pelantikan itu menjabat sebagai pembina salah satu kelas senior di akademi. Aku sebenarnya senang jika disuruh mengajar dan berinteraksi dengan para siswa itu. Rasanya seperti berkomunikasi dengan teman-teman seusiaku meski nyatanya banyak dari mereka yang berusia lebih tua dariku, tapi aku tak pernah mempermasalahkan usia untuk jadi halangan dalam berteman dan berbagi pengalaman. Dan yang paling sulit ialah berbagi dengan mereka yang merasa usia adalah segala-galanya, baik dalam ilmu dan pengalaman hidup. Ini selalu menjadi masalah untukku yang notabene adalah seorang dewan termuda saat ini. Tidak sedikit prajurit senior yang kurang suka denganku. Mereka seringkali menilai aku masih terlalu labil untuk memimpin suatu pasukan batalion. Dan yang membuat sulit adalah mereka yang tidak bersedia melakukan instruksi dariku lalu melakukan semuanya berdasarkan kehendak sendiri namun pada akhirnya membahayakan diri mereka pula. Ujung-ujungnya, aku yang menghandle akibat dari kecerobohan mereka.

Saturday, November 17, 2012

[Rising Force] The Beginning to The New World part XI - Four POV



She is...the lovely-silver-haired-girl who deceives the world with her innocent face.

She said :
We fear what doesn't exist. People can posses hope because death is something that can't be seen.
If I don't wield the sword, I can't protect you.
If I keep wielding the sword, I can't embrace you.
I'm merely practicing saying goodbye to you.
Don't be afraid to be deceived for the world is already full of deception.
—taken from the last letter of Four's

Four, freaking out their mind and come back as a hero.
You are born for this, for the beginning of a new world. We can make it because we have Decem in our heart. In our side.

(a note from Valerie's journal)

Tuesday, October 9, 2012

[Rising Force] The Beginning to The New World part X





XII.

            Aku menghampiri teman-teman sekelasku yang sedang berkumpul di salah satu sudut cafetaria suatu sore.
            “Hai, boleh aku bergabung?” tanyaku. Tiba-tiba ketiga lelaki di hadapanku itu berteriak. Aku pun sempat terkejut dengan reaksi mereka. Orang-orang memandangi kami.
"Ah, kau rupanya, Valerie. Kau membuatku kaget" kata Avril.
"Loh? Memang apa yang sedang kalian bicarakan?" aku duduk di samping Elyon.
"Kami sedang membicarakan urban legend yang sering dibicarakan para prajurit Markas" kata Elyon.
"Urban legend apa?"
"Kau pernah dengar lagu The Hanging Tree?" tanya Avril padaku.
"Ah, lagu pengantar tidur itu?"
"Kak Valy sudah gila mengatakan lagu itu lagu pengantar tidur" kali ini Shawn yang angkat bicara.
"Loh, dulu Ayahku sering meyenandungkannya untukku sebelum tidur. Aku suka lagu itu" aku melihat tatapan mereka berubah seperti takut padaku.
"Coba kau nyanyikan lagu itu"
"Are you, Are you. Coming to the tree. Where they strung up a man they say murdered three. Strange things did happen here. No stranger would it be. If we met up at midnight in the hanging tree"

Monday, September 17, 2012

[Rising Force] The Beginning to The New World part IX



XI.
                Aku sudah merasakan minggu-minggu awalku di dorm akademi. Harusnya aku sudah memiliki seorang teman dekat tapi nyatanya belum. Dan yang lebih parah adalah aku tidak memiliki seorang teman satu bilik—aku tidak tahu harus senang atau tidak untuk hal yang satu ini—karena jumlah siswi yang lolos tahun ini ganjil. Otomatis kamarku berada di lantai terakhir untuk lantai yang dihuni siswa baru, meski sebenarnya masih banyak lagi lantai di bawah lantaiku untuk siswa akademi tahun sebelumnya. Oh ya, dorm dan semua fasilitas lain yang diperlukan untuk para prajurit berada tepat di bawah Markas. Jadi jika ada warga sipil yang berkata bahwa Markas Utama itu kecil untuk ukuran markas yang memiliki ribuan prajurit, mereka salah. Jujur saja, aku juga baru tahu bentuk bangunan bawah tanah Markas ketika aku melihat denahnya di perpustakaan. Bangunan ini seperti kota kecil di bawah tanah, hampir semua kegiatan dilakukan di bawah sini—kecuali latihan fisik tentunya.

Monday, September 10, 2012

[Rising Force] The Beginning to The New World part VIII




IX.
            Ibu sayang,
            Aku pergi ke tempat yang benar-benar ingin aku tuju. Maafkan aku sudah mengecewakanmu, tapi untuk sekali ini saja aku ingin memilih jalan hidupku sendiri. Aku tak akan meminta persetujuan Ibu akan keputusanku, itu hak Ibu untuk setuju atau tidak. Tapi pada akhirnya aku yang menjalani semua itu, Bu. Aku mohon doa Ibu. Aku akan berusaha lebih keras di sana.
            Aku akan sering-sering mengirimkan surat untuk Ibu supaya Ibu tahu kabarku. Supaya Ibu tahu jika aku masih hidup jadi Ibu tidak usah khawatir. Maafkan aku kalau selama ini aku sering menyusahkan Ibu. Tapi aku berjanji akan membuat Ibu bangga padaku, suatu hari nanti.
            Jaga diri Ibu baik-baik. Dan tolong sampaikan maafku pada Loreina dan Reginsha karena tidak sempat berpamitan. Aku sayang kalian.
Valeriena

Friday, August 31, 2012

[Rising Force] The Beginning to The New World part VII



VIII.
            Ibu memberikan kabar tentang penerimaan siswa akademi baru untuk Biro Penelitian. Aku melihatnya begitu semangat ketika membangunkanku pagi-pagi buta. Di tangannya sudah ada selembar kertas form untuk diisi. Aku masih setengah sadar saat Ibu menjelaskan apa-apa saja persyaratannya. Entah dari mana ia mendapatkan info sepagi ini.
            Belakangan Ibu sibuk mempersiapkan persyaratan yang harus aku kirimkan. Sebenarnya, yang akan ikut training itu aku atau Ibu? Kenapa jadi ia yang begitu berapi-api mempersiapkan semuanya. Ia pun sudah menyuruhku mengepak barang dari jauh-jauh hari. Aku hanya bisa menurut dan mengikuti apa yang Ibu inginkan. Lagipula aku tidak memiliki pilihan lain—tidak diberikan kesempatan untuk memilih tepatnya. Tapi aku terima saja, tujuanku adalah membuat Ibu bangga. Setidaknya saat ini hanya aku yang memiliki potensi untuk masuk Biro Penelitian. Kedua adikku masih meneruskan sekolahnya. Sepertinya mereka tidak memiliki niatan untuk bekerja di pemerintahan, kalaupun iya, pasti bukan Biro Penelitian.

Thursday, August 30, 2012

[Rising Force] The Beginning to The New World part VI




VII.
            Selang beberapa hari setelah kepergian Ice, Four pun berpamitan padaku. Masa liburannya sudah habis, yang belakangan aku tahu bahwa dalam setahun prajurit hanya boleh pulang sekali dengan lama waktu sebulan. Four baru memutuskan untuk pulang di tahun keempatnya dan Ice baru pulang di tahun keenamnya. Mereka berdua sama anehnya. Apa mereka tidak rindu rumah? Tapi...mungkinkah aku seperti itu jika aku menjadi seorang prajurit?
            Suatu pagi, aku mendapati sebuah pesawat kertas di dekat jendelaku. Aku menengok ke arah luar, tidak ada siapa-siapa. Aku buka kertas itu. Alangkah herannya aku membaca kertas di tanganku; sebuah form pendaftaran akademi Markas. Siapa orang yang sengaja menerbangkannya ke kamarku? Four? Ice? Aku rasa tidak mungkin mereka berdua. Tapi siapa? Hm...Neo? Ah, anak itu lagi, pasti ia masih menjalani training di Markas.

Sunday, August 26, 2012

[Rising Force] The Beginning to The New World part V




VI.
            Hari itu Four pulang ke dome-nya, dan kamarku kembali sunyi seperti biasanya. Siang-siang begini biasanya Four sedang melakukan eksperimen membuat resep masakan baru yang bisa ia praktekan di Markas, “Aku butuh yang sederhana, sehat, bergizi, mengenyangkan dan murah” selalu seperti itu kata-katanya. Tapi kebanyakan dari resep-resep yang ia buat adalah sebuah kegagalan besar. Aku rasa ia memang tidak berbakat di dapur. Mungkin keputusan untuk menjadi seorang pejuang Cora yang turun ke medan perang memang yang paling baik untuknya. Ia terlihat lebih hebat dengan armor marun dan Hora Sword-nya ketimbang dengan sebuah apron.

[Rising Force] The Beginning to The New World part IV




V.
            Semenjak pertemuan kami, Four lebih banyak menghabiskan waktunya bersamaku ketimbang di dome-nya sendiri. Four sudah seminggu menginap di dome-ku. Ia membawa apa yang ia pelajari dari Markas dan mengajarkannya padaku, aku merasa cukup beruntung dengan yang satu ini. Ia mengajariku menggunakan berbagai macam senjata. Ia juga mengajariku berburu monster yang lebih kuat, sejauh ini daftar monster terkuat dalam list-ku berubah menjadi Villain Cannibal.
Berkat Four juga untuk pertama kalinya aku pergi dengan teleport ke wilayah lain. Untuk bisa berteleport ke wilayah selain yang ada di peta Cora Main Base, kami—warga sipil—harus pergi ke Biro Perhubungan untuk menggunakan gerbang teleport. Selain di Markas Besar, gerbang teleport hanya ada di Biro Perhubungan, itupun dengan penjagaan yang ketat. Warga sipil yang hendak menggunakannya harus mengisi semacam form tujuan dan alasan berteleport. Pantas saja sedikit sekali warga sipil yang mau repot-repot berteleport ke daerah di luar Cora Main Base. Dan beruntung, aku pergi dengan seorang prajurit, aku tidak perlu repot-repot mengisi form alasan dan tujuanku karena ia hanya memperlihatkan selembar kertas quest dan voila! Kami dipersilakan begitu saja untuk menggunakan teleport. Entah kenapa sosok seorang prajurit Cora jadi terlihat makin keren di mataku setelah kedatangan Four kembali ke desa.

Saturday, August 25, 2012

[Rising Force] The Beginning to The New World part III




IV.
            Hari itu aku hendak menjenguk Ayah. Aku sudah lama tidak menemuinya. Tadinya aku hendak mengajak kedua adikku tapi aku urungkan karena tahu mereka paling malas untuk pergi menemui Ayah. Mungkin itu sebuah ungkapan rasa kesal mereka pada Ayah karena semasa hidupnya Ayah terlalu memikirkan pekerjaannya di Biro Penelitian. Ayahku adalah salah seorang peneliti lapangan di sana. Ayah sering sekali pergi ke tempat-tempat yang jauh. Bahkan karena penelitiannya tentang keefisiensian tower, ia pernah pergi ke medan perang untuk meng-upgrade semua tower yang ada, tentu saja dengan bantuan para  Artist dan teman-teman satu timnnya. Ayah di mataku adalah orang yang hebat, sama hebatnya dengan para pejuang Cora, tapi mungkin ia belum cukup hebat menjalankan tugasnya menjadi seorang Ayah. Mungkin itu satu hal yang aku sesali tentang Ayah.

Wednesday, August 22, 2012

[Rising Force] The Beginning to The New World part II




III.
                Pandanganku masih kosong ke langit siang itu. Pikiranku mengawang jauh ke medan perang dan daerah-daerah konflik. Di belahan dunia ini pasti ada saudara-saudaraku yang sedang bertahan dari gempuran bangsa lain. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya kalau Daratan Spire—desaku—menjadi daerah konflik karena perang.
                Aku ingat cerita para pejuang selamat yang kembali ke desa ini, mereka membawa cerita dari medan perang untuk dibagi, meski bagiku beberapa cacat yang mereka alami sudah cukup bercerita banyak tentang kekejaman perang merenggut semuanya. Andai saja ada cara lain untuk bisa mewujudkan keinginan Decem, aku ingin memilih pilihan lain jika pilihan itu ada. Tapi jika memang harus, aku akan pasang badan untuk melindungi mereka yang aku sayangi. Keluargaku, desaku dan bangsaku. Ini tanah kelahiranku, aku tidak akan menyerahkannya pada siapapun—meski itu nyawa taruhannya.

Monday, August 20, 2012

[Rising Force] The Beginning to The New World part I


               Di dunia di mana rasa aman sudah tidak memiliki tempat bahkan di tempat tersembunyi sekalipun. Mereka datang, tanpa terlihat namun merusak semua sistem yang mereka rasuki. Ini adalah awal dari sebuah kehancuran akan keberadaan makhluk hidup, terutama manusia. Tapi selalu ada tangan tak terlihat yang menyebabkan kehancuran itu. Dan itu—entah mereka atau dia—sedang mengawasi gerak-gerik para manusia yang selamat dari ancaman kehancuran, di antara kegelapan.