Di dunia di mana rasa aman sudah tidak memiliki tempat bahkan di tempat tersembunyi sekalipun. Mereka datang, tanpa terlihat namun merusak semua sistem yang mereka rasuki. Ini adalah awal dari sebuah kehancuran akan keberadaan makhluk hidup, terutama manusia. Tapi selalu ada tangan tak terlihat yang menyebabkan kehancuran itu. Dan itu—entah mereka atau dia—sedang mengawasi gerak-gerik para manusia yang selamat dari ancaman kehancuran, di antara kegelapan.
I.
Klik. Aku mematikan alat navigasi
milik Ayah, setidaknya ini salah satu barang peninggalannya yang masih bisa aku
gunakan. Aku mematikannya karena aku rasa tempat ini cukup aman untuk aku
singgahi barang sesaat. Pagi ini aku dihubungi Paman Eridanus, sahabat Ayah,
yang bekerja di Biro Penelitian untuk membawakannya 20 ekor Splinter. Tentu
saja itu bukan hal yang mudah mengingat tubuh Splinter cukup besar dan Paman
Eridanus meminta 20 ekor. Terpaksa aku menyewa sebuah kereta Warbeast tanpa
pengemudi untuk membawa Splinter-splinter tersebut. Hewan-hewan itu akan
digunakan untuk kepentingan penelitian pastinya. Entah apalagi yang akan
dilakukan para scientist untuk mendapatkan sebuah senjata hidup yang nantinya
digunakan untuk kepentingan perang.
Sebentar
lagi aku sampai di Daratan Terang tempat para Splinter berada. Untuk sampai ke
sana aku harus melewati Pantai Crimson di mana sering terlihat Boss Monster
Varas beserta sekumpulan Varas Guard yang mana itu bukan tandinganku. Aku belum
punya banyak pengalaman untuk membunuh monster semacam itu.
Selama
belum tahu akan melanjutkan ke mana, aku melakukan kerja part-time seperti ini;
memburu monster-monster dengan tingkat kesulitan rendah. Memang aku mendapatkan
pemasukan yang lumayan dari memburu seperti ini tapi lama-kelamaan aku merasa
bosan. Aku ingin melakukan sesuatu yang lebih menantang dari ini. Aku ingin
belajar berburu monster tingkat tinggi. Tapi untuk bisa melakukannya selain
harus memiliki armor dan senjata yang lebih bagus, aku harus memiliki seorang
pendamping untuk mengajariku. Belajar lewat buku tidak terlalu memiliki dampak
yang besar karena pengalaman langsung itu lebih mudah dicerna dibandingkan
hanya dengan membaca.
Aku
mulai dengan mencari splinter di sekitaran situ, mungkin saja di daerah ini aku
sudah bisa mendapatkan seekor-dua ekor. Aku malas kalau harus pergi ke sarang
para splinter itu. Tapi belum sampai seekor splinter aku dapat, aku mendengar
derap beberapa ekor Warbeast sedang dipacu, aku segera mencari tempat
bersembunyi di sekitar situ. Aku melihat dua orang dengan jubah hitam berhenti
di dekat tempatku bersembunyi. Mereka terlihat mencurigakan.
“Kau
pikir penyusup itu akan lari ke daerah ini?” tanya seseorang.
“Mungkin
saja. Bisa saja ia membawa sebuah kapal untuk melarikan diri bersama Holystone
yang dicurinya”
“Tapi
kau tahu di Pantai Crimson sering terlihat Varas bersama para Varas Guard itu
berkeliaran. Mana mungkin ia melarikan diri lewat pantai”
“Atau..mungkin
saja ia sudah melakukan teleport”
“Tidak,
hanya orang Markas yang bisa mendapatkan teleport apalagi ke tempat-tempat yang
bisa mengantarkannya ke markas bangsa lain”
“Apa
kau pikir orang itu adalah orang Markas?”
“Aku
tidak tahu. Yang jelas, sebaiknya kita berpencar lagi untuk menemukan orang
itu”
“Baik.
Aku akan mencoba mencarinya di Pantai, kau pergi Spire. Kita bertemu lagi di
sini” kata seseorang mulai memacu kudanya perlahan.
“Hati-hati
dengan Varas!!” kata seorang lagi sembari memacu kudanya ke arah yang berbeda.
Lalu keduanya hilang beberapa saat kemudian. Aku mulai berani keluar dari
tempat persembunyianku.
“Ah,
ternyata bukan orang asing. Tapi...sebentar, mereka sempat menyinggung masalah
penyusup dan Holystone. Apa persediaan Holystone dicuri oleh seseorang?
Seberapa banyak? Memang seberapa pentingnya Holystone untuk mereka? Bukankah
kita bisa mendapatkannya dengan mudah dengan cara menambang?” aku hanya bisa
bertanya pada diri sendiri tanpa punya jawaban yang pasti. Aku pun melanjutkan
perburuan Splinter-ku.
Baru
sekitar dini hari aku sampai ke dome dengan kereta kuda yang sudah dipenuhi
dengan 20 ekor Splinter. Aku memakirkan kereta Warbeast tersebut di halaman
belakang dome. Aku sudah mengirimkan pesan pada Paman Eridanus bahwa barang
yang dimintanya sudah aku dapatkan. Petugas dari Biro Penelitian baru akan
datang besok pagi untuk mengambil barangnya.
Aku
masuk ke kamarku, melemparkan tubuhku ke ranjang lalu melihat langit-langit
kamarku yang transparan, tepat memperlihatkanku pemandangan langit malam itu.
Malam ini bintangnya cukup banyak terlihat. Aku jadi teringat cerita Ayah
tentang legenda yang terlupakan mengenai asal muasal perang di dunia ini. Semua
berasal dari sebuah bangsa yang tinggal di bintang Vega yang ada di sebuah
sektor di galaksi ini. Mereka melakukan pembunuhan massal terhadap para makhluk
di sektor lain. Mereka ingin menguasai dunia hanya untuk mereka saja.
Hm, padahal bintang Vega adalah salah
satu bintang paling terang kesukaanku. Sayang sekali kalau legenda itu
benar-benar nyata adanya. Aku berharap itu hanya sebuah legenda, karena itu
akan lebih baik. Perseteruan tiga bangsa sudah cukup untukku; sudah cukup
memakan banyak jiwa-jiwa tidak berdosa selama ratusan tahun lamanya. Aku tahu
ini adalah keinginan Decem untuk menciptakan suatu dunia baru yang lebih
beradab, yang satu padu, tapi tetap saja kematian banyak jiwa bukan jawaban
yang paling tepat untuk itu—meski untuk mendapatkan sesuatu yang berharga kita
memang harus melakukan pengorbanan. Apa Cora tidak berpikir kalau ini sama saja
dengan mengulang sejarah lama—jika memang legenda tentang bangsa Vega itu nyata
adanya?
Tapi sebenarnya, apa inti dari
peperangan yang terjadi selama ini? Apa memang hanya karena tujuan Decem semata
yang kami pertahankan? Atau karena ada hal lain yang kami perjuangkan? Yang
kami tahu, keinginan dan semangat untuk mewujudkan keinginan Decem-lah yang
selalu diturunkan dari nenek moyang kami. Dan...Holystone, apa ada hubungannya
dengan sumberdaya yang satu itu? Tiba-tiba saja aku teringat kejadian tadi sore
di Daratan Terang. Penyusup...mungkinkah penyusup itu seorang Cora? Karena aku
yakin penjagaan di dalam Markas sangatlah ketat untuk para bangsa lain. Tapi
untuk apa seorang Cora mencuri Holystone? Apa ia seorang kaki tangan dari
bangsa lain? Tapi kenapa?
II.
Bila tidak sedang mendapatkan tugas
untuk memburu, aku biasa membantu Tuan Shedir di Anta de Notre-nya—sebuah
perpustakaan yang memiliki koleksi hampir dari semua jenis manuskrip yang
pernah ada. Bahkan Tuan Shedir mempunyai sebuah museum mini yang menampung
beberapa manuskrip tua yang usianya sudah ratusan tahun. Aku pernah sekali
masuk ke sana saat ia meminta bantuanku untuk membersihkan beberapa
manuskripnya dari debu. Sembari membantu Tuan Shedir di Anta de Notre, aku
seringkali membaca manuskrip-manuskrip tersebut. Suatu hari aku menemukan
sebuah potongan jurnal yang terselip di antara manuskrip tua yang belum sempat
Tuan Shedir rapikan. Aku sempat membaca manuskrip itu.
Aku
cukup terkejut dengan potongan jurnal tersebut. Entah sudah berapa lama usia
potongan jurnal tersebut sehingga terselip di antara manuskrip-manuskrip tua
ini. Banyak istilah yang menggelitik pikiranku seperti pan-Earth Union,
Herodian dan virus ARCANE. Apa pula maksud dari The New Humanity Project itu?
Siapa Dr.Dohyeon? Dan di dalam jurnal ini ia juga menuliskan tentang
Holimental, itu adalah Holystone...apa maksud dari semua ini?
Aku
mengantongi potongan catatan itu, berharap Tuan Shedir tidak menyadari bahwa
ada sepotong manuskrip tuanya yang hilang. Aku bertekad untuk mencari tahu
siapa Dr.Dohyeon dan apa yang terjadi pada planet tempat tinggalnya karena ia
menyebut-nyebut Holystone dalam jurnalnya, pasti ada sesuatu di balik itu
semua. Mungkin saja perang yang selama ini terjadi ada hubungannya dengan
Holystone dan apa yang Dr.Dohyeon tulis. Ya, aku yakin jurnal ini adalah
petunjuknya.
Semenjak
hari itu, aku giat mencari informasi sebanyak mungkin dari literatur yang ada
di Anta de Notre. Berharap aku bisa menemukan petunjuk tentang siapa Dr.Dohyeon
itu. Tapi dari semua literatur tua yang aku baca, aku tidak menemukan petunjuk
sama sekali tentang Dr.Dohyeon. Namun, aku menemukan sedikit petunjuk mengenai
The New Humanity Project yang sempat disingggung Dr.Dohyeon dalam jurnalnya. Di
sana ditulis ; tujuan dari The New
Humanity Project adalah untuk membuat manusia lebih kuat dari yang sudah ada,
karena untuk menguasai seluruh galaksi dengan spesies dan peradaban yang
berbeda, manusia harus memiliki kemampuan khusus. Dan...hanya itu yang aku
dapatkan. Mungkinkah hampir sama seperti apa yang Paman Eridanus lakukan di
Biro Penelitian? Tapi setahuku, mereka melakukan riset tentang lingkungan dan
penelitian-penelitian lain yang berguna untuk kebutuhan perang. Mungkinkah...?
Aku
mencoba menghubungi salah seorang temanku yang kini sedang menjalani training
di akademi Biro Penelitian. Namanya Laluna Servine. Setahuku ia bekera di divisi
Pengawasan Laboratorium. Aku berharap aku bisa mendapatkan sesuatu darinya.
Aku
butuh bantuanmu. Bisakah aku temui kau di dorm?
Malam
harinya, setelah aku mengirimkan pesan padanya, aku mendapatkan sebuah jawaban
awal yang cukup menyenangkan.
Datanglah. Pasti
ada sesuatu yang ingin kau tanyakan :)
Aku
segera berangkat keesokan harinya ke dorm Biro Penelitian untuk menemui Laluna
di sana. Aku menemuinya di Lobby Dorm. Ia sama cantiknya seperti yang terakhir
aku lihat, dan kali ini kacamata persegi terlihat menghiasi wajahnya. Aku
membalas pelukannya ketika kami bertemu.
“Langsung
saja, aku ingin menanyakan sesuatu tentang Biro Penelitian. Apa ada penelitian
tentang bagaimana memasukkan suatu kemampuan khusus pada tubuh Cora?” aku
melihatnya memiringkan kepalanya.
“Memasukkan
kemampuan khusus? Seperti?”
“Entahlah.
Mungkin memasukkan suatu kemampuan khusus hm...seperti kemampuan untuk err..terbang, mungkin?” tiba-tiba saja aku
ragu untuk memberikan contoh. Aku melihat Laluna tersenyum.
“Sejauh
ini aku belum menemukan penelitian tentang hal semacam itu. Hm, sebenarnya jika
kau ingin menanyakan hal ini, jujur saja, ini bukan untuk konsumsi warga sipil.
Ada hal-hal yang harus kami simpan sendiri sebelum berhasil dibuktikan dengan
percobaan. Boleh aku tanya alasanmu kenapa tiba-tiba kau menjadi begitu serius
dan bertanya tentang hal ini? Kau terlihat berbeda, Erie” tanyanya sembari
melipat tangannya,”Kita bisa bicara sembari minum kopi. Ayo!” ia menarik
tanganku menuju sebuah kedai kopi yang ada di dalam dorm. Ia memilih tempat
dekat jendela yang mengahadap tepat ke arah matahari terbenam—ia selalu tahu
tempat kesukaanku.
“Jadi?”
ia menunggu jawabanku atas hujan pertanyaannya yang sebelumnya. Aku bahkan
ragu, haruskah aku mengatakan hal yang sebenarnnya pada Laluna?
“Aku
hanya ingin tahu apa yang bisa aku lakukan di Biro Penelitian jika aku lolos
seleksi akademi sepertimu. Terlebih aku sempat membaca perihal The New Humanity
Project, apa kau tau tentang proyek yang satu itu?”
“The
New Humanity Project? Aku belum pernah dengar proyek yang satu itu”
“Serius?”
tanyaku sedikit kecewa. Ia mengangguk dengan yakin.
“Apa
ada hubunganya dengan penelitian tentang manusia berkemampuan khusus yang tadi
kau tanyakan?” tanyanya. Aku mengangguk lemah.
“Aku
memang tidak tahu tentang proyek yang satu itu, tapi aku mungkin bisa
membantumu” katanya, tersenyum. Semburat cahaya senja mengenai wajahnya. Ada
suatu harapan kecil yang aku dapatkan dari kata-katanya tersebut. Aku meremas
kedua tangannya.
“Benarkah?
Kau akan membantuku? Terimakasih!!! Kau tahu, ini berarti banyak untukku, Luna”
“Tapi...aku
tidak bisa janji mendapatkan informasi itu dengan mudah. Pertama, karena aku
ini masih training jadi tidak semua hal bisa aku ketahui. Kedua, proyek rahasia
biasanya hanya diketahui beberapa staff saja, jadi aku butuh waktu untuk
mencari orang yang tepat untuk bertanya. Kau mau menunggu?” tanyanya lagi.
Senyumku terkembang lebar di wajahku. Aku merasa lebih bersemangat saat ini.
Aku mengangguk cepat.
“Beruntung
aku memilikimu, Luna!!! Terimakasih!!”
Setidaknya
pencarianku mengalami kemajuan saat ini. Dengan bantuan Laluna, aku berharap
bisa mengetahui paling tidak sedikit tentang The New Humanity Project yang
dilakukan oleh pan-Earth Union. Dr.Dohyeon bilang itu adalah sebuah kejahatan,
kejahatan seperti apa yang ia maksud?
Next part : [Rising Force] The Beginning to The New World part II
disclaimer:
CCR INC Soul and Spirit
LYTO
*berpartisipasi dalam "RF ONLINE" Competition
Next part : [Rising Force] The Beginning to The New World part II
disclaimer:
CCR INC Soul and Spirit
LYTO
*berpartisipasi dalam "RF ONLINE" Competition
No comments:
Post a Comment