Saturday, February 9, 2013

[Rising Force] The Beginning to The New World part XVI - Four POV




IV.
“Dan…terimakasih sudah mengoyak armorku…juga harga diriku. Anda puas melihatnya, Tuan? Terimakasih juga untuk waktu bermainnya. Kau lebih buruk dari yang aku bayangkan” bisikku.
            Akhirnya, selesai.
            Kakiku rasanya lemas sekali. Aku melihat Nona Arabelle berada di mulut gerbang Markas—menungguku. Wajahnya khawatir, mungkin melihatku dengan keadaan yang menyedihkan seperti ini. Bodohnya aku sampai bisa seperti ini. Aku tidak menghiraukan darah yang mengalir deras dari dadaku. Ini memalukan. Bukan karena aku seorang jenderal batalion, melainkan karena aku wanita.



            Aku membuka mataku. Bau obat. Dan beberapa detik kemudian aku baru sadar kalau aku sedang berada di rumah sakit. Kepalaku masih pening saat mendengar sebuah intercom dari Pusat Pengawasan.
"Attention. Holystone Keeper has been appeared. Attention. Holystone Keeper has been appeared"
Ah, tugas sudah memanggilku.
“Hei, bocah!” tiba-tiba seseorang menarik tubuhku, memaksaku untuk kembali berbaring. Itu Nald,”Pulihkan dulu tubuhmu. Kau masih terluka!”
“Aku sudah tidak apa-apa. Kau tidak tahu kalau dadaku ini salah satu tameng paling kokoh yang pernah ada” kataku sembari menyentuh dadaku yang sudah dibebat. Nald melirikku dengan tatapan sanksi.
“Err…dadamu..”
“Apa?”
“Hm…dadamu…masih ada dua kan?” tanyanya ragu dengan wajah bodoh. Tawaku meledak. Aku menampar pelan wajahnya.
“Bodoh, tentu saja masih dua!! Mana mungkin tebasan pedang macam itu bisa menghilangkan salah satu dari dadaku, hah!! Sebuah tembakan siege pun tidak mampu melukainya lebih dari ini. Sudah aku bilang, dadaku itu tameng paling kokoh yang pernah ada” aku menepuk-nepuk dadaku.
“Four, bisakah kau tidak sefrontal itu menyentuh dan menepuk-nepuk bagian sensitifmu di depanku? Kau sudah lupa ya aku ini lelaki?”
            “Ah, iya…aku lupa kalau kau lelaki. Yang suka wanita” Aku melipat tanganku dan menjadikannya sandaran kepala. Hening sesaat.
“Nald…”
“Hm?”
Ia tahu siapa yang khianat. Siapa yang melapangkan dadanya dan siapa yang bersembunyi. Ia tidak pernah memejamkan mataNya” Aku mengutip sebait sajak terkenal penyair kuno Edda.
Dan Aku akan menurunkan bantuan dari sisi-sisi” kali ini Nald mengutip sepenggal ayat dalam kitab Decem. Aku tersenyum sinis.
“Pernahkah terbesit tentang keraguanmu atas apa yang kau lakukan selama ini? Kedamaian yang diinginkan, akankah ada? Rasanya aku makin apatis dengan ini semua”
“Kau sudah terjerat terlalu dalam untuk keluar dari semua ini. Memang baru lima tahun, tapi dengan apa yang sudah kau dapatkan hingga saat ini…sudah terlalu banyak yang kau korbankan untuk putus asa sekarang” Nald mengacak-acak rambutku,”Istirahatlah. Lalu kembali untuk bertempur lagi. Aku menunggumu” Nald pergi meninggalkanku.
“Hei, Nald!” aku melihatnya berhenti di mulut pintu,”Aku sedang menunggu seseorang untuk pergi ke sana. Menurutmu..apa ia akan datang?”
“Hanya orang bodoh yang rela menukar hidupnya demi sesuatu yang belum pasti kapan dan seperti apa akhirnya, apalagi demi seseorang” Nald menutup pintu kamar tanpa menoleh ke arahku.
Hm, orang bodoh ya? Kalau begitu kita semua orang bodoh bukan? Apa tidak ada pilihan untuk mereka yang sudah terlanjur bodoh untuk kembali?

Holystone Keeper sudah dapat dideteksi keberadaannya. Ini tinggal menghitung hari untuk bisa mendeteksi keberadaan Holimental itu sendiri. Batalion Penyerangan—baik tim I maupun tim II—sudah siap untuk dikirim ke medan perang. Kali ini aku harus bisa melakukan last hit pada chip Empire. Persetan dengan chip para kerdil, itu urusan Nald. Jangan sampai tugasku di ambil alih lagi oleh Nona Arabelle seperti pada pertempuran terakhir hanya karena kesalahanku tidak memperhatikan. Ini memang kali kedua aku diangkat menjadi Pemimpin Batalion Penyerangan dan aku bersumpah, apapun caranya Alliance harus bisa merebut kemenangan.
Ini masa-masa kritis untuk Alliance. Serangan dari dalam dan luar bisa menghabisi Alliance sedikit demi sedikit. Belum lagi para pembelot yang menginginkan persatuan antara ketiga ras. Perdamaian tidak akan pernah ada untuk ras dengan ego seperti manusia. Itu hanya ada saat manusia mau mati untuk manusia lainnya. Ego itu tumbuh, menguasai diri dan membuatnya menjadi sebuah racun yang menyebabkan semua pertempuran yang ada selama ini terjadi. Semuanya ingin bertahan hidup dari krisis sumberdaya. Semua ingin memajukan rasnya. Dan hanya dengan Holimental, kita semua bisa melakukan itu semua. Bahkan jika ada kemungkinan paling menggiurkan, siapapun yang bisa menguasainya, otomatis bisa menguasai dunia. Dan kita semua tengah merangkak menuju titik itu—menguasai—dengan menghalangi jalan satu sama lain tentunya. Lalu bagaimana dengan akhir dari semua ini? Belum bisa ditebak. Karena ego dari semua ras masih mendominasi satu sama lain. Semuanya masih haus akan kemenangan.
Entah untuk akhir yang bagaimana kami berjuang. Yang aku tahu, aku ingin melindungi semua yang aku cintai. Bangsa ini. Aku tidak ingin Alliance punah dengan menyedihkannya seperti ras lainnya. Aku harus berada di garis terdepan untuk melindungi mereka yang menjadi penyangga kelangsungan Alliance. Aku harus tetap hidup sampai akhir. Aku tidak akan mati. Tidak di medan perang.



Next part:

disclaimer:
CCR INC Soul and Spirit
LYTO

*berpartisipasi dalam "RF ONLINE" Competition


Thanks to someone named Nald, for keep supporting me -writer

“RF Online Indonesia”

4 comments:

  1. Lanjutan Nya Kapan Kakak
    Cerita Nya Keren

    Meskipun Buat Seorang Accretian :D

    ReplyDelete
  2. Aku jga anak cora, dlanjutin dong..

    ReplyDelete
  3. Lanjut gan (y) ini baru yg namanya cerita

    ReplyDelete
  4. Makasih ya kakak-kakak sekalian sudah mampir ^^ ceritanya lagi dalam tahap renovasi nih~ Doain ya cerita buat accretia sama bellato-nya bisa cept dirilis~~~~~

    ReplyDelete