Sunday, January 4, 2015

Hari ke 6

Aku tidak terlalu percaya kalau cinta pada pandangan pertama itu ada. Aku terlalu skeptis untuk perihal perasaan macam itu. Tapi ceritanya jadi beda ketika kamu datang.


Kamu tahu, aku ini hanya perempuan biasa yang lebih memilih untuk menghibur telinga mereka yang sedang melarikan diri dari penatnya kehidupan, beberapa dari mereka lari dari kenyataan. Tempat di mana mereka yang datang menikmati waktu mereka sendiri atau berkumpul bersama kerabat dan menikmati pembicaraan tanpa judul yang sangat panjang di malam hari. Aku hanya seorang penghibur yang suaranya menjadi latar dari banyak pembicaraan di tempat ini. Tak jarang diacuhkan. Kalau lagu yang dinyanyikan sedang bagus atau mengena di telinga mereka, beberapa akan mendengarkan lantas menyadari keberadaanku.

Aku selalu menemukanmu di tempat yang sama setiap malam. Menenggak beberapa gelas kenyataan yang kamu nikmati sendirian. Sesekali mengamini sepiring perasaan kesepian. Aku selalu berharap kalau perasaan dari lagu-laguku bisa sampai ke pojok sana dan menghiburmu. Bisa menemanimu barang sebentar.

Aku selalu bertanya-tanya, apa malam ini malam terakhir aku mendapatimu duduk di situ? Atau akan ada malam-malam lainnya untukku? Apa ini lagu terakhir yang akan kamu dengarkan dariku? Atau masih ada lagu-lagu lainnya yang mungkin bisa menghibur telingamu? Katakan padaku, aku ingin tahu. Karena aku selalu suka menikmatimu dari jauh dengan segala kenyataan yang kamu punya dari tempatku berdiri. Barangkali ikut merasakan kesepian yang kamu miliki dari sini. Suaraku selalu menemukanmu di situ. Semoga kamu tahu kalau aku selalu di sini menemanimu. Ikut merasakan kehampaanmu.

Malam ini aku menemukanmu di antara beberapa pasang mata yang memandang. Menatapku. Malu-malu. Lantas aku mendapati bibir tipismu itu tersenyum padaku. Andai kamu tahu, kamu selalu memiliki tatapanku yang malu-malu padamu. Raut wajah itu tidak seperti yang biasa aku perhatikan dari sini. Seperti tak ada kerisauan atau kehampaan di sana. Kamu memang selalu sendiri, tapi semoga kali ini suaraku bisa benar-benar mencapaimu dan menghibur hatimu. Supaya kamu tahu, kamu tak pernah sendiri di sini.

Beri aku waktu untuk menghampirimu dan lebih dekat lagi denganmu. Beri aku tempat sebentar di sisimu. Mungkin kita bisa berbagi cerita hingga pagi tiba. Mungkin kita bisa berbagi kesepian kita. Kamu tak perlu lagi menenggak gelas-gelas kenyataanmu lagi sendiri. Kita habiskan perasaan gundah kita sama-sama, jadi kamu tak perlu merasa kesepian lagi. Mari kita lari dari kenyataan hidup untuk sementara;  kenyataan bahwa aku selalu berdiri di sebuah panggung kecil dan kamu duduk di sudut ruangan. Saling berjauhan. Dan jarang saling bertatapan. Ceritakan aku tentang hidupmu yang tak pernah aku tahu. Bagi sedikit cintamu jika kamu punya. Katakan padaku tentang kesedihan yang kamu pendam dalam-dalam, atau luka-luka yang kamu rasa.

Kemari saja. Datang padaku jika kamu ingin. Supaya aku bisa membagi semua cerita lewat suara. Supaya aku bisa berbagi kesepian berdiri di sini, dan berharap bisa menghibur telinga manusia-manusia ini. Termasuk kamu, yang selalu duduk di sudut ruangan ini sendiri. Jadi, mari berbagi. Jangan sembunyikan luka-lukamu lagi. Jangan pura-pura bahagia lagi. Karena aku selalu di sini, menemaimu lewat suaraku. Lewat kata-kata yang mungkin bisa menyentuh hatimu dan nada-nada yang bisa membawamu pergi dari kesedihanmu.

Haruskah aku jadi satu-satunya yang membangunkanmu dari semua mimpi buruk itu? Aku harap aku bisa begitu.

Jadi, apa ini jatuh cintaku yang pertama? Aku rasa iya, pada pandanganku yang jatuh pertama pula. 
Padamu. Semoga suaraku sampai padamu, untuk menemanimu malam ini yang selalu duduk di sana sendiri. Sambil menatapku. Malu-malu.

Inspired Song by
Faye Wong – Eyes on Me
Requested by
Okky Yurisal


No comments:

Post a Comment