Tuesday, January 13, 2015

Hari ke 15

Kita sempat melewati beberapa bagian hidup bersama. Menjejakkan kaki di tempat fana lainnya di Bumi dengan riangnya, tanpa sadar detik kita kian habis dimakan waktu. Tanpa takut kita akan terburu-buru. Untukku, kamu itu sebuah buku. Pengingat serta pencatat waktuku. Yang aku baca isi kepalanya di serangkaian waktu dan seringkali mengingatkan kalau-kalau lupa menyerang otakku. Lantas kamu juga jadi kapsul waktu untukku. Di dalam kepalamu itu, ada banyak perjalanan dan pelajaran yang kita lewati bersama. Kamu cermin yang bisa menunjukkanku sudah seberapa jauh aku bertumbuh dan belajar.

Kini kita mendewasa dengan cara yang berbeda. Masing-masing dari kita sedang melakukan perjalanan yang bercabangan jalannya, sesekali berpapasan kalau diizinkan Tuhan. Kadang tersandung kerikil atau menemukan tebing tinggi untuk disusuri hingga puncaknya. Kadang kehabisan suplai semangat untuk meneruskannya. Tapi aku selalu ingat suaramu yang menguatkanku. Aku ingat gambaran waktu kita merasa suka cita ketika kita baru saja berhasil melewati cobaan berat nan panjang. Banyak air mata serta luka-luka, waktu itu. Tapi kita bahagia karena bisa melewatinya bersama, karena kita mendewasa bersamanya. Lantas kita memulai perjalanan kita yang tertunda. Lagi dan lagi.

Tapi kini kita mendewasa dengan cara yang berbeda. Duka dan suka yang berepetisi di beberapa potongan waktu. Tapi semua ragu dan kecewa pada akhirnya bisa kita jadikan harapan baru lainnya di lain waktu. Acap kali aku buta, aku lupa dunia. Tapi harapan-harapan di hari kemarin yang membuatku terus bertahan hingga saat ini. Aku harap kamu pun begitu. Meski kita berbeda jalan menuju kedewasaan, tapi ketika kamu merasa sendiri, tenang saja, aku ada untukmu. Karena kita pernah mendewasa bersama di jalan yang sama. Menua tidak akan membuat kita jadi manusia yang berbeda dari hari kemarin, kita hanya belajar lebih banyak tentang hidup. Itu saja yang berbeda. Tapi kita akan selamanya seperti ini. Kita akan selalu terhubung meski kita mendewasa dengan cara yang berbeda, di jalan yang berbeda pula.

Dan kini kita mendewasa dengan cara yang berbeda. Kalau nanti aku lupa, ingatkan aku bahwa tak perlu sempurna langkahku untuk maju atau kalau aku salah memperhitungkan waktu. Kamu juga tak perlu takut, kalau-kalau kamu nantinya gagal di tengah jalan. Karena kita sedang mendewasa untuk bisa jadi lebih baik dari hari kemarin.

Lihat, kini kita mendewasa dengan cara yang berbeda. Tapi kita tetap bersama di dalamnya. Semoga luka-luka di hari kemarin akan selalu jadi harapan yang akan menguatkan kita di esok harinya.

Selamat mendewasa, Sahabatku.


2015

Inspired Song by
Daichi Miura – It’s the Right Time
Requested by

M.Aldo Prahajanto

No comments:

Post a Comment