Thursday, September 12, 2013

Aku Menginginkanmu untuk Jadi Cintaku, Sayang

Aku masih senang seperti ini; mengenang semua tentang dirimu. Senyummu, tawamu yang renyah, caramu menatap hujan kesukaanmu...semua darimu itu. Sembari merasa-rasa hujan di luar jendela kamarku, aku senang bisa menatapmu dari tempatku berada. Kamu tahu aku selalu jadi pengagummu. Awalnya berjarak, namun perlahan tapi pasti aku mencoba menyentuhmu lewat bagian-bagian kecil dari hidupmu. Waktu itu kita sempat bicara tentang bagaimana membunuh rindu, kamu ingat? Biar aku segarkan lagi ingatanmu.

"Aku tidak bisa lari dari perasaan macam ini, rindu-rindu yang selalu memburuku. Ini semua karena kamu"

"Tak usah lari. Rasakan saja sepenuh hatimu. Tak usah berusaha dihilangkan. Perasaan macam itu harus dipenuhi"

"Kamu yang selalu lari dariku."

"Aku tak pernah lari. Kamu yang tidak bisa menyentuhku"

"Apa yang harus aku lakukan untuk bisa menyentuhmu? Untuk bisa memasuki sebagian relungmu?"

"Kamu tahu jawabannya : tidak ada. Kamu dan aku tahu, kita berbeda dalam cinta. Tak ada yang memaksa, tak ada yang dipaksa dalam cinta. Aku maupun kamu. Aku tak pernah memaksamu untuk merasa-rasa perasaan itu. Begitupun kamu, seharusnya"

"Kamu tahu aku sudah setengah gila menahan-nahan perasaan sekian lama. Aku cinta kamu, tak tertahankan. Kamu yang memaksaku untuk mematikannya"

"Aku tidak pernah memaksamu untuk merasakannya kan? Aku tidak memaksamu pula untuk mematikannya. Aku hanya ingin kamu tahu, bukan kamu yang memenuhi relungku. Orang lain datang lebih dulu. Jangan salahkan waktu karena membawamu padaku terlambat"

"Lantas harus aku apakan rindu-rindu dan perasaan cintaku?"

"Kamu bisa menggantungnya di kamarmu. Kamu taruh di bingkai untuk mengindahkan ruanganmu. Cinta itu bisa memberikan energi positif untukmu. Mungkin dengan adanya cinta di sekitaranmu, kamu bisa berhenti mendamba apa yang tidak bisa kamu miliki"

"Tapi kamu cintaku!"

"Bukan. Tilik lagi hatimu. Kamu hanya belum bisa melihat cinta itu lebih jelas"

"Hm....lantas kalau aku sudah menemukannya dan bagaimana kalau itu kamu?"

"Yakin?"

"Bagaimana kalau itu kamu?"

"Kamu bisa berusaha lebih keras lagi untuk meyakinkanku"

"Baiklah."

Semenjak itu aku berusaha memahami arti cinta sebenar-benarnya darimu. Lantas apa aku menemukannya? Tentu. Dua tahun sudah aku bersedih karena mencari-cari di mana cinta yang kamu maksud itu berada. Aku merindu amat sangat akan cintaku. Saat ini ia ada di depan mataku. Seperti yang kamu bilang waktu itu, aku harus menggantungnya di kamarku, menaruhnya di bingkai. Dan benar saja, aku bisa merasakan energi positif didiriku setelah menemukan cintaku yang sebenar-benarnya. Dan sampai saat ini aku masih senang seperti ini; mengagumimu dari tempatku berada. Tapi kini kita tak berjarak seperti dulu. Karena kamu milikku, Cintaku.

Aku senang bisa menatap bingkai dengan isi kepalamu di sana. Dan gantungan tubuhmu itu....indah sekali, Sayang.

No comments:

Post a Comment